Pada Sabtu, 14 September 2024, Institut Agama Islam Hasanuddin Pare (IAIH Pare) mengadakan stadium general yang sangat dinantikan oleh para mahasiswa. Acara tersebut mengambil tema “Konstruksi Mahasiswa Ideal di Era Transformasi Digital” dan diisi oleh salah satu tokoh pendidikan terkemuka, Prof. H. Fauzan Saleh, M.A., Ph.D.. Sebagai seorang akademisi dengan pengalaman luas, Prof. Fauzan memberikan pandangan mendalam mengenai bagaimana mahasiswa harus beradaptasi dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan besar yang dibawa oleh era digital.
Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa dari berbagai jurusan dan jenjang, dosen, serta staf akademik. Tak hanya memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang di era transformasi digital, stadium general ini juga menjadi ajang refleksi bagi semua peserta tentang bagaimana menciptakan keseimbangan antara teknologi modern dan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Era Transformasi Digital: Tantangan dan Peluang
Prof. Fauzan membuka sesi dengan memaparkan pengaruh era digital terhadap dunia pendidikan. Menurutnya, transformasi digital yang kita saksikan saat ini tidak hanya membawa perubahan besar dalam dunia kerja dan bisnis, tetapi juga dalam bidang pendidikan dan kehidupan mahasiswa sehari-hari. Teknologi yang terus berkembang dengan cepat telah merubah cara orang berinteraksi, belajar, bekerja, dan bahkan berpikir.
Di tengah gelombang perubahan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk pengembangan diri, pembelajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, Prof. Fauzan menegaskan bahwa ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam era ini.
Salah satu tantangan utama adalah disrupsi teknologi yang menyebabkan pergeseran dalam metode pembelajaran konvensional. Jika dahulu pendidikan hanya berpusat pada ruang kelas fisik, kini pembelajaran dapat dilakukan secara online dengan berbagai platform digital. Mahasiswa yang tidak siap beradaptasi dengan perubahan ini mungkin akan tertinggal dalam persaingan global.
Selain itu, kemudahan akses informasi yang ditawarkan oleh teknologi juga memiliki dua sisi. Di satu sisi, mahasiswa dapat memperoleh informasi dalam hitungan detik. Namun, di sisi lain, kemudahan tersebut dapat menyebabkan penyebaran informasi yang tidak akurat atau berita palsu (hoaks), yang dapat mempengaruhi pemahaman mereka. Oleh karena itu, kemampuan literasi digital menjadi sangat penting.
Lebih lanjut, Prof. Fauzan juga menekankan bahwa teknologi dapat mempengaruhi etika dan moral. Meskipun teknologi digital memberikan akses ke banyak hal, namun mahasiswa sebagai generasi muda harus tetap bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, terutama dari perspektif agama. Era digital, kata Prof. Fauzan, harus dijadikan momentum untuk memperkuat karakter mahasiswa, bukan justru melemahkan nilai-nilai keislaman yang telah ditanamkan.
Kunci Membangun Mahasiswa Ideal di Era Digital
Melalui stadium general ini, Prof. Fauzan menyampaikan lima pilar utama yang harus dipegang oleh mahasiswa untuk menjadi sosok ideal di era transformasi digital. Pilar-pilar ini merupakan panduan praktis yang diharapkan dapat membantu mahasiswa menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.
- Pemanfaatan Teknologi untuk Pengembangan Diri
Teknologi digital, seperti internet, perangkat lunak edukasi, dan platform pembelajaran online, merupakan alat yang sangat kuat untuk mengembangkan kemampuan diri. Mahasiswa harus mampu menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan pemahaman akademik dan kemampuan non-akademik, seperti kemampuan berkomunikasi, keterampilan sosial, serta kecakapan berpikir kritis. Melalui pemanfaatan teknologi, mahasiswa dapat memperluas wawasan mereka dengan belajar dari sumber-sumber yang tidak terbatas pada ruang kelas fisik. Prof. Fauzan mendorong mahasiswa untuk menggunakan teknologi secara bijaksana, baik untuk belajar, berkarya, maupun untuk kegiatan-kegiatan sosial.
- Penguasaan Keterampilan Digital
Di era ini, menguasai keterampilan digital adalah keharusan. Mahasiswa tidak hanya diharapkan dapat menggunakan teknologi untuk kehidupan sehari-hari, tetapi juga memahami bagaimana teknologi tersebut bekerja, serta mampu menggunakannya untuk menciptakan inovasi. Misalnya, mahasiswa perlu mempelajari penggunaan perangkat lunak, pemrograman, analisis data, serta bagaimana memanfaatkan media sosial secara produktif. Prof. Fauzan juga menyebutkan pentingnya keterampilan dalam keamanan siber, mengingat semakin banyaknya ancaman keamanan yang datang dari dunia digital.
- Penguatan Karakter dan Nilai-Nilai Keislaman
Meski berada di tengah-tengah arus modernisasi teknologi, Prof. Fauzan menekankan bahwa mahasiswa tidak boleh melupakan jati diri mereka sebagai individu yang berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman. Teknologi memang memudahkan banyak hal, tetapi tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan nilai-nilai etika dan moral. Sebagai mahasiswa di institusi Islam, mereka harus tetap menjaga adab dan sopan santun dalam berteknologi. Prof. Fauzan menyampaikan bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat, bukan sebaliknya.
- Kolaborasi dan Komunikasi Efektif
Era digital juga membawa perubahan dalam cara orang berkolaborasi dan berkomunikasi. Kerja tim yang dulu dilakukan secara langsung, kini bisa dilakukan dari jarak jauh dengan bantuan platform digital. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu bekerja sama dalam tim, berkolaborasi dengan orang dari berbagai latar belakang, dan berkomunikasi secara efektif melalui berbagai media. Kemampuan ini sangat penting, terutama dalam dunia kerja masa depan yang semakin mengedepankan kerja lintas disiplin dan lintas negara. Selain itu, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif juga akan membantu mahasiswa dalam menyampaikan ide-ide mereka di berbagai forum, baik akademik maupun non-akademik.
- Inovasi dan Kreativitas
Salah satu ciri utama mahasiswa ideal di era digital adalah kemampuan untuk berinovasi dan berpikir kreatif. Teknologi membuka banyak peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga mahasiswa perlu memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru, menciptakan solusi dari permasalahan yang ada, dan berpikir di luar kotak. Prof. Fauzan memberikan contoh bagaimana teknologi telah menciptakan industri-industri baru, seperti e-commerce, fintech, dan edutech, yang semuanya lahir dari inovasi digital. Oleh karena itu, mahasiswa harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan, serta melihat tantangan sebagai peluang untuk tumbuh.
Kesimpulan: Membangun Generasi Mahasiswa yang Tangguh dan Berdaya Saing
Acara stadium general ini menjadi momentum penting bagi Institut Agama Islam Hasanuddin Pare dalam membekali mahasiswanya dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital. Melalui panduan dan wawasan yang diberikan oleh Prof. Fauzan, mahasiswa diharapkan dapat menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan teknologi modern, serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Di era yang semakin kompleks ini, mahasiswa ideal bukan hanya mereka yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu beradaptasi dengan teknologi, bekerja secara kolaboratif, berpikir kreatif, serta tetap berpegang teguh pada moral dan etika yang benar. Dengan pendekatan yang holistik ini, diharapkan lulusan IAIH Pare dapat berkontribusi secara signifikan, baik dalam dunia kerja maupun dalam pembangunan masyarakat yang lebih luas.