Ratusan Mahasiswa IAI Hasanuddin Pare mengikuti Apel HSN (Hari Santri Nasional) Tahun 2021. Apel dipimpin oleh Zidni (Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris) sebagai komandan apel, pembacaan Resolusi jihad didengarkan secara seksama, Ikrar Santri dibaca dan diikuti oleh semua peserta Apel, seluruh peserta mengenakan Sarung dan Hem putih, kopyah hitam, Bertindak Inspektur Apel Rektor IAI Hasanuddin Pare Bapak UMAR, M.Pd.I menyampaikan agenda dalam bulan ini Mulai dari Maulid Nabi yang merupakan Nikmat Terbesar bagi umat Islam pada khususnya dan Peradaban Manusia abad 6 M pada umumnya, karena kelahiran manusia pilihan tersebut membawa Rahmat seluruh alam dan mencerahkan peradaban manusia sepanjang zaman, yang kedua peringatan hari Santri merupakan apresiasi pemerintah kepada Santri dalam ikhtiar memperjuangkan kemerdekaan, tanggal 22 Oktober 1945 adalah lahirnya Resolusi jihad yang menjadi penyemangat Umat Islam terutama santri dalam Jihad Fi Sabilillah yang difatwakan oleh Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari Tebuireng.
Resolusi jihad adalah fatwa yang disampaikan oleh hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari atas permohonan presiden Soekarno karena kondisi bangsa Indonesia yang masih berusia satu setengah bulan dalam keadaan genting, penjajah Belanda maupun NICA ingin kembali menguasai beberapa wilayah Indonesia, keadaan semakin darurat setelah beberapa daerah jatuh ke tangan Belanda maka presiden Soekarno berinisiasi mengirim kurir atau duta untuk meminta fatwa Mbah Hasyim Asy’ari karena dianggap ulama yang kharismatik dan memiliki banyak laskar atau tentara Hisbullah. Kedatangan utusan presiden tersebut untuk mempertanyakan hukum berjuang mempertahankan melawan penjajah dalam hukum Islam sekaligus mohon nasihat menyikapi kondisi darurat bangsa yang baru lahir tersebut, akhirnya mbah Hasyim berinisiatif mengumpulkan ulama kiyai merencanakan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia atas beberapa hasil musyawarah dilakukankanlah resolusi jihad tersebut yang mewajibkan setiap santri dalam radius tertentu wajib memperjuangkan sampai titik darah penghabisan, akhirnya meletuslah peristiwa 10 November di Surabaya yang hampir mengambil peran adalah golongan santri sampai terjadinya pembunuhan jendral Malabi. Sebagai maha santri IAI Hasanuddin pare wajib meneladani semangat patriotisme dan perjuangan para masayikh dan kiyai serta santri pada masa lampau untuk diimplementasikan pada saat ini. Selamat berjuang, Allahhu Akbar 3x.
Semangat terus berjalan,,semoga Kegiatan peringatan hari santri pada tahun-tahun berikutnya akan diikuti seluruh civitas akademika tanpa kecuali,,