Pare, Kediri – Pada Minggu, 24 November 2024, program Kandidat Doktor Mengabdi (KDM) dari Universitas Islam Malang (UNISMA) sukses menyelenggarakan Seminar Interdisciplinary Sharing bertajuk “Harmoni Islam Multikultural dalam Kacamata Pendidikan”. Acara yang berlangsung di Institut Agama Islam Hasanuddin (IAIH) Pare ini menjadi ajang diskusi akademik lintas disiplin untuk memperkuat nilai-nilai multikulturalisme dalam dunia pendidikan Islam.
Hadir dalam acara tersebut Rektor IAIH, Wakil Rektor III, para dosen Fakultas Tarbiyah, dan mahasiswa tarbiyah, serta fakultas Syariah dan ushuludin sebagai peserta aktif. Dalam sambutannya, Rektor IAIH Pare, bapak Umar, M.Pd.I. menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini. Beliau juga menegaskan bahwa IAIH Pare Kediri secara resmi mendeklarasikan dirinya sebagai Kampus Moderasi, dengan komitmen untuk mengedepankan nilai-nilai adil, toleran, dan inklusif dalam setiap aspek pendidikan. “Kampus ini berdiri sebagai teladan moderasi dalam membangun generasi yang siap menghadapi keberagaman secara positif,” ujar beliau.
Seminar ini diawali dengan pemutaran video pendek yang menggambarkan keberagaman Indonesia serta pentingnya moderasi beragama. Tayangan ini bertujuan memberikan gambaran awal mengenai urgensi hidup damai dalam keberagaman. Sesi pembuka dipandu oleh Aprilita Hajar, M.Ag, yang memberikan pengantar reflektif terkait makna moderasi dalam kehidupan sehari-hari.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh moderator Zuli Dwi Rahmawati, M.Pd, yang berhasil menjaga dinamika seminar dengan baik, menciptakan suasana interaktif antara narasumber dan peserta.
Materi pertama disampaikan oleh Sari Agustiani, M.Pd, yang mengangkat tema “Islam dan Multikulturalisme”. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya pemahaman multikulturalisme dalam ajaran Islam, yang mendukung terciptanya harmoni sosial di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya.
Materi berikutnya disampaikan oleh Siti Sumadiyah, M.Pd, dengan tema “Harmoni Islam Multikultural dalam Praktis Dunia Pendidikan”. Dalam presentasinya, beliau memaparkan bagaimana nilai-nilai multikultural dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan kehidupan sekolah, serta peran penting para pendidik dalam membangun sikap moderasi pada peserta didik. “Pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang damai dan toleran, di mana keberagaman dipandang sebagai kekayaan, bukan ancaman,” ungkapnya.
Di penghujung acara, seminar ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, seperti perlunya penguatan nilai-nilai multikultural dalam sistem pendidikan, pelatihan bagi para pendidik, dan pengembangan program moderasi beragama di kampus.
Program Kandidat Doktor Mengabdi dari UNISMA Malang melalui seminar ini telah membuktikan komitmennya dalam mempromosikan harmoni sosial berbasis pendidikan Islam multikultural. Kolaborasi antara UNISMA dan IAIH Pare diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kampus-kampus lainnya untuk mengembangkan pendekatan serupa, sehingga nilai-nilai damai dan toleransi dapat terus ditanamkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.