Tulungagung, 22 Mei 2025 — Sejumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dari Institut Agama Islam (IAI) Hasanuddin Pare yang merupakan penerima Beasiswa Madin Program Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menghadiri undangan istimewa dalam kegiatan Ujian Terbuka/Promosi Doktor di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian promosi doktor mahasiswa penerima beasiswa program S3 dari Pemprov Jatim Angkatan I yang dimulai sejak tahun 2022. Salah satu peserta ujian terbuka yang mencuri perhatian dalam kesempatan itu adalah Gus Ahmad Putra, mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN SATU yang juga merupakan santri dari KH. Kafabihi Mahrus, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Dengan penuh percaya diri dan argumentasi akademik yang kuat, Gus Ahmad Putra berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka yang berlangsung di Auditorium Lantai 5 Gedung Pascasarjana UIN SATU Tulungagung. Ujian terbuka tersebut menjadi ajang pembuktian kualitas akademik sekaligus komitmen para santri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di ranah pendidikan Islam.
Kehadiran para mahasiswa PGMI IAI Hasanuddin Pare dalam acara ini bukan hanya sebagai tamu undangan, tetapi juga sebagai peserta aktif yang diharapkan dapat menyerap semangat dan inspirasi dari para senior mereka yang telah menempuh jenjang akademik tertinggi. Kehadiran mereka juga merupakan bagian dari upaya LPPD dalam mendorong percepatan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) pesantren melalui jalur pendidikan tinggi.
Acara ini juga mendapatkan kehormatan dengan kehadiran Perwakilan Gubernur Jawa Timur, Ibu Dr. (H.C.) Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, yang diwakili oleh Prof. Dr. H. Abd. Halim Soebahar, MA, bersama Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jawa Timur yang memberikan sambutan apresiasi. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan pentingnya mempercepat pengembangan SDM pesantren di era transformasi digital dan globalisasi pendidikan. “Kita harus mempersiapkan generasi santri yang tidak hanya paham agama, tetapi juga mampu menjadi pemimpin intelektual di berbagai bidang kehidupan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Dr. H. Abd. Halim Soebahar menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus mendukung program-program pendidikan berbasis pesantren yang menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Komitmen ini tercermin dalam keberlanjutan program beasiswa Madin dan S3 bagi para santri dan guru diniyah yang potensial.
Mahasiswa PGMI IAI Hasanuddin Pare yang hadir mengaku sangat termotivasi setelah mengikuti forum ilmiah tersebut. “Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami. Melihat langsung bagaimana seorang santri bisa mencapai gelar doktor dan mempresentasikan hasil penelitiannya di hadapan para akademisi memberikan dorongan kuat bagi kami untuk terus semangat belajar,” ujar salah satu mahasiswa.
Dengan kegiatan ini, diharapkan akan lahir lebih banyak akademisi dan praktisi pendidikan Islam yang lahir dari rahim pesantren, mampu menjawab tantangan zaman, dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Tim redaktur
(awali) Niat,
(skedr) Melihat,
(muncul) Minat,
(lusa dftr) Berangkat,
(S2, S3) Dapat 🎓